PSIKOLOGI UMUM PT 11

 Konbawaaa minna san:>

Gimana kabarnya nichh?? is everything alright? ak harap gt yyaa, jd kali ini aku mau bahas tentang kepribadian, enjoyy ya teman", berhubung laptop aku lagi rusak, jadi aku langsung nulis di blog, maaf yaa temann kalau tulisannya agak berantakann:(

A. Pengertian Kepribadian

Kepribadian adalah bagaimana kita berpikir, lalu bertindak dan bagaimana cara kita menjalani kehidupan kita. Kepribadian dan karakter itu berbeda ya teman-teman, kalau karakter itu lebih ke moral yang dibuat oleh individu.

•Konsep kepribadian menurut Freud

Jadi disini tuh Freud bikin struktur hubungan antara kepribadian dengan pikiran. Freud percaya bahwasannya ada hubungan antara kesadaran dengan pikiran. Freud membagi 3 bagian pikiran, yaitu prasadar, sadar dan tidak sadar

•Kepribadian menurut Freud

Freud membagi kepribadian menjadi 3. Sebenernya kita udah pelajari ini di bab yang lama, namun aku bakal ngejelasin ulang.

1. Id

id ini tuh kayak hasrat kita, nafsu kita. Misal kita lapar, nah lapar ini tuh yang disebut dengan id

2. Ego

Ego tuh pelakasanaan dari id tadi. Contohnya kan kita lapar, nah buat memenuhi rasa lapar ini kita bakal makan, makan ini lah yang disebut dengan ego

3. SuperEgo

Super ego tuh ibarat moral yang mengatur kita. Tadi kan contohnya kalau kita lapar, ya kita makan. Tapi dengan adanya super ego ini kita jadi tau gimana cara mendapatkan makan dengan baik, contohnya dengan bekerja agar bisa membeli makanan

•Tahap perkembangan kepribadian menurut Freud

Nah disini Freud percaya kalau perkembangan itu terjadi dalam tahap psikoseksual pada tahap perkembangan seksualiatas anak.

1. Oral Stage 

Disini tuh terjadi pada anak umur 0-18 bulan. Kenapa disebut oral? karena kepuasaan mereka tuh ada disekitar mulut, contohnya anak bayi yang suka gigit2 empengnya, atau isep2 jempol, nah mereka kayak gitu karena lagi berada di tahap oral.

2. Anal Stage

Terjadi pada usia 18-36 bulan. Kenapa kepuasan mereka ada di anal? karena anak-anak di tahap ini akan merasa puas kalau mereka bisa mengontrol, buang airnya, misal ga pipis/pup sembarangan

3. Phallic Stage

Terjadi pada usia 3-6 tahun. Disini agak kontra juga ya, soalnya si Freud bilang kalau anak laki-laki di usia segini tuh cenderung menyuka "affection" dari ibunya, namun kasih sayang nya tuh bukan antara ibu dan anak, tapi kayak ke lawan jenis gitu

4. Latency Stage

Tahap ini terjadi pada anak usia 6-12. Disini dia tuh udah mulai paham tentang "perasaan seksualnya" tapi karena dia nganggep ini tuh hal yang memalukan, makanya dia sembunyikan (laten)

5. Genital Stage

Nah ini biasanya ada pada remaja pubertas dan orang dewasa, dimana kepuasan mereka udah di area kelamin, dan mereka bakal ber-reproduksi untuk melanjutkan keturunan.

B. Kepribadian menurut Behavioral dan Social Cognitive

Seperti yang kita ketahui, penganut behavioral percaya bahwa kepribadian itu berawal dari respon yang terus dipelajari. Misal Budi memiliki orang tua yang pemarah dan cenderung suka meremehkan dia, karena perkataan orang tua yang selalu membuatnya pesimis, Budi tumbuh menjadi anak yang pemalu, tidak percaya diri dan tidak punya keinginan untuk mencoba dikarenakan respon Budi ketika diremehkan orang tuanya hanya diam dan menghindar agar tidak dimarahi. 

Seperti yang pernah kita bahas juga tentang teori kognitif dari Bandura, yaitu eksperimennya Bandura Doll, perilaku ga hanya diatur oleh rangsangan eksternal, tapi juga diatur oleh proses kognitif seperti bagaimana kita menilai sesuatu, mengingat sesuatu dan mulai meniru hal tersebut.

•Determinisme Resiproksi Bandura dan Efikasi Diri

Menurut Bandura, ada 3 faktor yang mempengaruhi pola prilaku seseorang, yaitu lingkungan, perilaku orang tersebut, dan juga faktor kognitif yang dibawa dari pengalaman yang lampau.

Kalau kalian ga paham, ini aku kasih contoh sepemahaman aku. Misal nih di suatu kelas ada anak bernama Budi. Budi ini sangat suka kalau diperhatikan oleh orang lain, nah waktu itu kebetulan ga ada guru di kelas, jadi Budi mulai bikin lelucon gitu biar temen-temennya ketawa dan dia bakal dapat perhatian dari temen sekelasnya, nah dia bakal terus bikin lelucon kalau dia dapet respon yang positif dari temen sekitarnya, misal kayak temen-temennya ketawa, dia bakal lanjut tuh. Tapi kalau guru udah masuk, si Budi bakal ngubah perilakunya, dia bakal jadi diam dan ga bikin lelucon lagi karena gurunya udah masuk. Nah, kan tadi temen-temennya Budi kasih respon yang positif ya, beda lagi nih kalau Budi dapet respon negatif, kayak mungkin g ada temen yang ketawa, nah di kesempatan selanjutnya berkemungkinan Budi ga akan bikin lelucon lagi

Nah selanjutnya ada efikasi diri, ini kayak harapan kita tentang seberapa efektif usaha yang kita lakukan untuk sampai di tujuan tertentu.

Contohnya gini, kita pake si Budi lagi yaa. Budi disuruh untuk bikin karya tulis ilmiah oleh gurunya, nah karena di masa lalu si Budi ini pernah bikin karya tulis ilmiah dan mendapatkan pujian dari gurunya, makanya si Budi jadi bersemangat dan merasa percaya diri pas bikin tugas dari gurunya ini

•Teorinya Rotter

Julian rotter mengungkapkan sebuah teori yang berasal dari hukum Thorndike, yaitu kita biasanya termotivasi untuk mencari penguatan (yang ada di bab-bab sebelumnya) dan menguindari hukuman. Salah satu pola dalam pandangan Rotter adalah konsep locus of control, yaitu kecnderungan seseorang untuk berpikir mereka punya kenadali atau tidak terhadap keputusan yang akan mempengaruhi merekal kedepannya. Ada dua locus of control, yang pertama adalah locus of control internal, yaitu orang yang beranggapan bahwa keputusan mereka secara langsung mempengaruhi konsekuensi dari apa yang mereka alami. Yang kedua ad locus of control eksternal, yaitu orang dengan tipe ini percaya bahwa hidup mereka bergantung terhadap keberuntungan, nasib dan kuasa dari orang lain. Orang dengan locus of eksternal biasanya akan mudah menyerah dan punya tingkat motivasi yang rendah dibanding orang dengan locus of control internal

C. Kepribadian menurut Humanistik

Seperti yang kita tahu, tokoh yang berperan dalam humanistik ini ada Carl Roger dan Maslow. 

•Real and Ideal Self

Dari artinya saja kita bisa tahu, yaitu diri yang nyata dan diri yang ideal. Dari yang aku tangkap setelah baca Ciccarelli, maksudnya adalah diri yang nyata yaitu diri kita yang sekarang ini, sedangkan diri yang ideal adalah seperti apa atau seharusnya kita tuh jadi orang yang kayak gimana sih?. Nah menurut Rogers, kalau diri kita yang sekarang itu hampir mirip dengan diri yang kita anggep ideal, maka kita akan merasa kompeten untuk menjadi "self ideal" tadi. Nah sebaliknya, kalau diri kita yang sekarang jauh banget dari kata ideal menurut pandangan kita, itu bakal bikin kita cemas, was-was, takut. Kuncinya gini, kalau kita punya pandangan yang realistis tentang "self ideal" tadi, maka self ideal tuh bakal bisa dicapai.

•Penghargaan menurut Rogers

Nah disini rogers membagi penghargaan, yaitu penghargaan positif bersyarat dan tidak bersyarat. Penghargaan positif itu kayak kehangatan, cinta, kasih sayang yang kita dapet dari orang lain yang signifikan, mungkin dari orang tua, teman, atau pasangan. Nah, ketika kita mendapatkan penghargaan tanpa syarat, misal kita disayang tanpa syarat, kta kuliah nih, pas kita tanya "ma, bagusnya kakak kuliah jurusan apa ya?" terus mama kita jawab "apa aja selagi itu positif pasti mama dukung nak" nah, pasti kita ngerasa seneng kan? didukung sama orang terdekat tanpa harus ada syaratnya. Beda lagi dengan orang yang mendapatkan penghargaan dengan syarat. Misal mama kita maunya kita kuliahnya di jurusan kedokteran, kalau kita kuliah disana pasti mama bakal seneng terus tambah sayang sama kita, jadi kita mikirnya kalau kita ga kuliah di jurusan yang mama mau, pasti nanti rasa sayang mama bakal berkurang ke aku, nah kita jadi ga leluasa buat ngembangin potensi yang ada di diri kita. 

Karena itu, penghargaan tanpa syarat itu sangan penting bagi Rogers agar kelak kita bisa menjadi orang yang berfungsi sepenuhnya

• Teori Trait

Nah trait ini tuh cara berpikir, perasaan kita, perilaku yang konsisten. Teori trait juga menggambarkan kepribadian pada seseorang

• Allport dan Cattel

Disini Gordon Alport bilang kalau sifat-sifat ini secara harfiah terhubung ke dalam sistem saraf unruk memandu perilaku seseorang di berbagai situasi. Kita pasti juga tau kalau sifat setiap orang itu beragam dan unik

• Teori Sifat Modern

1. Keterbukaan

Yaitu kesediaan kita untuk mencoba pengalaman baru

2. Conscientiousness

Yaitu motivasi seseorang

3. Extraversion

Ini kayak tipe kepribadian kita, ada ekstrovert dan introvert 

4. Agreeableness

Ini mengacu pada gaya emosional dasar, kayak pemarah, mudah bergaul, murah senyum dll

5. Neurotisisme

Neurotisisme mengacu kepada ketidakstabilan emosi kitaa, kayak gampang cemas, murung, sedih dll

D. Assessment (Penilaian Perilaku)

Para behavioris percaya bahwa kepribadian adalah kebiasaan yang dipelajari. Para behavioris suka untuk melihat perilaku langsung di dunia nyata. Penilaian ini menggunakan skala dan perhitungan frekuensi untuk mendiagnosis masalah perilaku

E. Genetik dan Lingkungan (budaya) Mempengaruhi Perilaku

• Genetik

Nah disini kita bakal bahas tentang bagaimana kembar dan adopsi busa mempengaruhi kepribadian individu.

1. Studi Kembar

Nah disini tuh dilakukan penelitian gitu pada sepasang kembar yang dikenal dengan "Jim". Mereka tuh kembar identik tapi terpisah sejak lahir, tapi walaupun terpisah, mereka ternyata memiliki ketertarikan yang sama, bahkan mereka merokok dan minum dalam jumlah yang sama, dan lebih wow lagi mereka sama- sama bercerai. Nah peneliti tuh mengambil kesimpulan kalau hal ini terjadi karena adanya kesamaan genetika mereka.

2. Studi Adopsi

Para ahli genetika perilaku mempelajari apakah ada kaitan perilaku antara anak yang diadopsi dengan keluarga angkat atau keluarga kandung mereka. Nah para peneliti mengkonfirmasi kalau tetap genetik lah yang menyumbang banyak sekali perkembangan kepribadian.

• Culture

Nah disini ada Geert Hofstede's yang memaparkan kalau ada 4 dasar dimensi kepribadian pada tiap budaya

1. Individualisme/kolektivisme

Kalau individualisme itu cenderung punya ikatan yang longgar, jadi kayak kurang akrab gitu kekeluargaannya dengan orang lain, sedangkan kolektivisme itu memiliki ikatan kekeluargaan yang erat dengan keluarga, teman, dll

2. Kekuasaan

Nah di kekuasaan ini keluarga yang kurang berkuasa berharap agar kekuasaan dipegang oleh beberapa orang saja

3. Maskulinitas/feminitas

Ini kayak tentang ini aja sih, maskulinitas tuh ke hal-hal yang tegas, sedangkan feminitas ke hal-hal yang sederhana, lembut

4. Menghindari Ketidakpastian

Nah, ada beberapa budaya yang toleran terhadap ketidakpastian dan kurangnya struktur cenderung punya aturan yang cukup ketat untuk mengatur warganya


Nah segini dulu gaiiss dari akuu, sampai jumpa mingdeppp💐💐


Referensi Jurnal:

Ciccarelli SK, White J.N. Psychology. 5th ed. London: Pearson Education; 2017. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSIKOLOGI UMUM PT 2

PSIKOLOGI UMUM PT 1

PSIKOLOGI UMUM PT 3