PSIKOLOGI UMUM PT 2

 

 Halo semuanyaaa, balik lagi nih sama aku Bila yang yahh ga jauh-jauh deh pasti bahasnya tentang psikologi lagi :D. Jadi aku bakal jelasin sedikit apa aja materi yang akan kita pelajari pertemuan ketiga ini :D

 ·        Perbedaan Individu (Individual Difference)

1). Perbedaan Subjektif dan Objektif

Pada tahun 1795, seorang astronom bernama Nevil Maskelyne dan asistennya yang bernama David Kinnerbrook mengamati waktu tertentu bintang melintasi garis di teleskop. Maskelyne memperhatikan bahwa pengamatan Kinnerbrook lebih lambat setengah detik dari hasil pengamatannya, Yang makin lama ia teliti, perbedaannya mencapai 0,8 detik  dan iapun dibebaskan dari tugasnya karena penelitiannya yang dianggap keliru. Namun, 20 tahun kemudian, seorang astronom Jerman bernama Friedrich Bessel berpendapat bahwa kesalahan itu bukan disebabkan oleh kekliruan, namun karena adanya perbedaan individu di antara pengamat. Yang terjadi adalah reaksi waktu, dimana sebenarnya 0,8 detik itu jika ditambahkan pada hasil eksperimen Maskelyne, maka hasil pengamatan keduanya adalah sama.

2). Perbedaan dan Realitas

Newton telah mengamati bahwa cahaya putih merupakan gabungan dari warna spektrum, Kemudian pada tahun 1760, Van Musschenbroek berpendapat bahwa warna seperti kuning dan biru itu ditampilkan dalam proporsi yang tepat dalam cakram yang berputar cepat, sehingga orang yang melihat tidak melihat warna kuning maupun biru, melainkan abu-abu.

·        Penelitian Sistem Awal Saraf Pusat (Muller 1801-1858)

Bernama asli Johannes Muller, lahir di Koblenz, Jerman dan dikenal sebagai ahli psikologi terkenal. Disini Muller mengemukakan penelitiannya tentang energi saraf secara spesifik. Muller mendemonstrasikan bahwasannya ada perbedaan tipe tipe dari saraf sensor yang mengandung karakteristik energi yang dimana ketika mereka berstimulasi akan menghasilkan sensasi karakteristik. Dengan kata lain, setiap saraf itu merespon dengan caranya sendiri dan tidak peduli bagaimana cara saraf itu dirangsang.

Sebagai contoh, mata kita sebenarnya biasa meraba, namun hal itu tidaklah maksimal karena mata digunakan untuk melihat. Muller juga berpendapat tentang sensasi, kesadaran dan kenyataan. Muller menganggap sensasi adalah salah satu sifat system saraf pusat. Ia beranggapan bahwa saraf responsive, namun selanjutnya terbuktikan bahwa lokasi otak adalah penentu.

·        Pendapat Von Helmholtz (1821-1894)

Helmholtz lahir di Postdam, Jerman. Dia dulunya adalah anak yang biasa-biasa saja, tidak pandai berbahasa asing dan berpuisi, namun sekarang ia adalah ahli psikologi yang terkenal yang banyak berkontribusi dalam psikologi.

Pendapat-pendapat Helmholtz:

1). Melawan Vitalisme

Helmholtz adalah seorang materialis, ia menentang pendapat kaum vitalis yang menyebutkan bahwasannya kehidupan tidak dapat dijelaskan oleh interaksi secara fisik dan kimia, bagi kaum vitalis, kehidupan lebih dari sekedar kekuatan fisik dan berada di luar analisis ilmiah, nah Helmholtz membantah keyakinan vitalisme ini dengan berpendapat bahwasannya kehidupan bias dijelaskan secara fisik dan kimia.

2). Prinsip Konservasi Energi

Menurut prinsip ini, yang mana prinsip ini juga telah diterapkan pada fenomena fisika. Energi tidak pernah diciptakan ataupun menghilang dalam suatu system. Tetapi energi ditransformasikan dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya.

3). Laju Kecepatan Konduksi

Dalam penelitiannya, ia melakukan eksperimen dengan kaki katak. Ia menyimpulkan bahwa impuls saraf bergerak dengan kecepatan 90 kaki per detik.  Lalu ia berkesperimen dengan menggunakan manusia, hasil yang didapat jauh lebih lambat. Diapun menyimpulkan bahwa saraf motorik yang lebih dekat dengan otot makan respon otot pun akan lebih cepat.

 

4). Teori Persepsi

Menurut Helmholtz, apa saya jang dialami oleh kita berupa pengalaman, dapat mengubah sensasi menjadi persepsi.

5). Teori Pandangan Warna

Sebelum teori Helmholtz ini, Thomos Young terlebih dahulu mengemukakan teorinya, namun belum diterima secara luas.  Hasil dari pengamatan ini adalah terdapat tiga reseptor warna yang berbeda-beda pada retina, yaitu merah, hijau dan biru-violet yang dimana warna ini bias menghasilkan warna lainnya.

6). Teori Persepsi Auditori

Pada teori ini, Helmholtz mengemukakan bahwasannya telinga bukanlah satu-satunya reseptor indera, tetapi adalah system yang sangat kompleks dari banyak reseptor. Sistem saraf terdiri dari ribuan jenis serabut saraf. Ia berspekulasi  semakin panjang bulu saraf, maka makin rendah frekuensi suara yang dapat kita dengar.

·        Teori Ewald Hering (1834-1918)

Persepsi Ruang dan Penglihatan Warna

Pada teori ini, Hering percaya bahwa ketika dirangsang, setiap titik pada retina secara otomatis akan memberikan tiga jenis informasi, yaitu tentang rangsangan: tinggi, posisi kiri-kanan dan kedalaman. Selama hamper 50 tahun terjadi perdebatan antar orang yang menganut teori Young-Helmholtz dan penganut Teori Hering, pandangan saat ini adalah Teori Young-Helmholtz benar dalam hal sel-sel retina yang sensitive terhadap warna merah, hijau dan biru, proses saraf di luar retina yang diusulkan Hering lebih sesuai.

·        Phrenology

Istilah frenologi sebenarnya diciptakan oleh Thomas Foster pada tahun 1815, sebenarnya Gall menolak istilah tersebut, ia lebih memilih istilah fisiognomi, namun istilah frenologi lebih populer dan diterima. Frenologi menurut Gall adalah memeriksa benjolan dan cekungan pada tengkorak seseorang untuk mengetahui besarnya kemampuan seseorang. Gall pun termasuk orang yang pertama yang mencoba menghubungkan ciri ciri kepribadian tertentu dan pola piker dengan fungsi tertentu. Frenologi menjadi populer dan dipercaya oleh ahli intelektual terkemuka di Eropa, salah satunya adalah Brain. Alasan selanjutnya dikarenakan reputasi Gall yang dianggap baik. Alasan lainnya adalah frenologi merupakan pintu cahaya untuk analisis yang objektif dan materialistis tentang pikiran, yaitu manusia dapat dipelajari secara ilmiah dan fenomena pikiran dapat dipelajari serta dijelaskan dalam hal-hal alamiah

Sebuah perkumpulan yang bernama Boston Phrenological Society dibentuk, perkumpulan semacam ini pun banyak dibentuk.Banyak jurnal yang ditujukan untuk frenologi mucul di Amerika dan Eropa. Phrenologi juga berperan penting dalam Pendidikan. Misalnya seseorang dapat meningkatkan kemampuannya dengan belajar, contohnya belajar matematika. Keyakinan bahwa pengalaman Pendidikan dapat diatur sedemikian rupa hingga dapat memperkuat kemampuan tertentu disebut dengan disiplin formal. Meskipun klaim spesifik dari ahli frenologi ditolak, tetapi frenologi mempengaruhi psikologi, seperti: secara efektif pikiran dan otak itu terkait erat, hal ini merangsang penelitian yang intens pada lokalisasi fungsi otak dan hal ini menunjukkan pentingnya menyediakan informasi praktis

·        Paul Broca (1824-1880)

Broca meragukan kesimpulan Flourens yang menyatakan bahwa korteks bertindak sebagai keseluruhan. Broca diterima di sebuah rumah sakit jiwa dekat Paris dan ia adalah satu-satunya pria yang tidak berbicara. Ia berbicara menggunakan isyarat. Broca sebenarnya bukan orang pertama yang menyarankan melakukan pengamatan klinis menggunakan pemeriksaan otopsi untuk menemukan area otak yang bertanggung jawab atas gangguan. Ilmuwan Prancis, yaitu Jean-Baptiste Bouillaud (1796-1881) telah melakukan hal yang sama pada tahun 1825, Ia menggunakan metode klisi pada sejumlah kasus yang mencapai kesimpulan lokalisasi area bicara pada korteks. Namun, Bouillaud telah dikaitkan erat dengan frenologi. Broca mengatakan, secara umum otak manusia lebih besar pada orang dewasa dibandingkan orang tua, pada pria disbanding pada wanita, ada juga hubungan antara perkembangan kecerdasan dan volume otak. Namun Broca menyadari beberapa fakta yang bertentangan dengan teorinya seperti ada beberapa orang Asia yang berotak kecil namun memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi dibanding kelompok etnis dengan ukuran otak yang lebih besar. Dengan demikian, pendapat Brocadan para ahli Kranio tidak sepenuhnya salah.

 

·        Kebangkitan Psikologi Eksperimental

1). Ernst Heinrich Weber (1795–1878)

Ia lahir di Wittenberg, anak ketiga dari 13 bersaudara. Weber adal ahli psikologi yang memiliki ketertarikan di indra peraba dan kinestesis. Weber adalah salah satu orang pertama yang menunjukkan bahwa indera peraba bukan hanya satu, tapi ada beberapa seperti indera peraba yang mencakup tekanan, rasa sakit, dan suhu.

2). Gustav Theodor Fechner (1801-1887)

Ia adalah seseorang yang cerdas, kompleks, dan bukan orang biasa. Ia pernah hampir buta ketika melakukan penelitian “afterimage”. Karena ia percaya bahwa kesadaran tidak dapat dipisahkan dengan hal-hal fisik sehingga ia mewakili panpsikisme, yaitu semua hal yang bersifat fisik adalah sadar. Beliau juga berpendapat bahwasannya psikofisik adalah pembelajaran berkenaan dengan hubungan antara fisik dan psikologis.

Fechner berasumsi bahwa ketika besarnya stimulus dimulai dari nol, maka akan tercapai suatu titik dimana rangsangan stimulus dapat dideteksi. Intensitas terendah dimana rangsangan dapat dirasakan disebut ambang batas absolut. Ia juga mengatakan apapun yang berada di bawah ambang batas absolut disebut sebagai sensasi negatif. Fechner juga mengembangkan metode Psikofisikal, yaitu batas, stimuli berketerusan, dan penyesuaian.

·        Psikologi Modern Era Wund

Wilhelm Maximilian Wundt (1832-1920) lahir di Neckarau dan merupakan anak terakhir dari empat bersaudara. Wund percaya bahwasannya psokologi eksperimental dapa digunakan untuk memahami kesadaran langsung, namun tidak berguna jika digunakan dalam upaya memahami proses mental yang lebih tinggi. Untuk penelitian terakhir, hanya observasi naturalistil atau analisis historis yang dapat digunakan. Wundt juga tidak sependapat dengan orang-orang seperti Galileo, Comte dan Kant yang mengatakan bahwasannya psikologi tidak akan pernah bisa menjadi ilmu sains, dan dia juga tidak sependapat dengan Herbart yang mengatakan psikologi bisa menjadi ilmu sains matematikal tetapi tidak bisa menjadi ilmu sains eksperimental. Wundt percaya bahwa psikologi eksprimental dapat digunakan untuk mempelajari proses dasar pikiran tetapi tidak bisa digunakan untuk mempelajari keadaan mental yang lebih tinggi.

Selain itu, Wund juga berpendapat bahwa semua sains itu berdasarkan pada pengalaman, tak terkecuali pada psikologi ilmiah. Tetapi, jenis pengalaman yang akan digunakan psikologi tentu berbeda. Bagi Wundt, pokok bahasan psikologi adalah kesadaran manusia. Ia menetapkan dua tujuan utama untuk eksperimen psikologinya, yaitu untuk menemukan elemen-elemen dasar pemikiran dan untuk menemukan hokum-hukum yang dengannya unsur-unsur mental bergabung menjadi pengalaman yang kompleks.

·        Pendapat Edward B Titchener

Titchener lahir di Chichester, England (1867-1927). Bagi Titchener, psikologi adalah psikologi eksperimental dan segala sesuatu yang mendahului versi psikologi sama sekali bukan psikologi. Ketika ajaran tentang perilaku (behaviourisme) yang diperkenalkan oleh John B Watson pada awal 1900, Titchener mengklaim bahwa itu adalah teknologi perilaku yang baik, namun bukan termasuk psikologi. Titchener juga juga menentang pengejaran informasi psikologis untuk nilai terapannya, ilmu pengetahuan itu mencari pengetahuan yang murni, dan psikologi adalah ilmu sains. Kesepakatan ilmu sains itu dengan fakta, bukan dari nilai. Tidak ada baik atau buruk, sehat atau sakit, berguna atau tidak di sains.

Pendekatan Lain

Seperti ada beberapa pendekatan dari para ahli seperti Franz Clemens Brentano: Act Psychology yang akan aku bahas sedikit tentang pemikiran beliau.

Franz Clemens Brentano (1838-1917)

Cara pandang Brentano disebut sebagai psikologi aksi karena keyakinannya bahwa proses mental ditunjukkan untuk melakukan beberapa fungsi , diantaranya mengingat, berharap, menyimpulkan, meragukan, mencintai, membenci. Ia juga bermaksud bahwa setiap tindakan mental mengacu pada sesuatu di luar tubuh. Untuk mempelajari hal itu, Brentao menggunakan bentuk introspeksi yang ditemukan Wundt dan Titchener. Lalu ia beralih pada jenis metode fenomenologi.

 

 Yaaa alhamdulillahh udah kelar juga pembahasan kita nihh, legaa yahhh. Tapi jangan seneng dulu, karena ada banyakk materi psium yang menanti kita :)

 

Referensi Jurnal 

Hergenhahn, B.R & Tracy B. Henley, An Introduction to the History of Psychology. Wadsworth: Belmont, CA, 2014

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSIKOLOGI UMUM PT 1

PSIKOLOGI UMUM PT 3