PSIKOLOGI UMUM PT 10
PSIUM PT 10
Halo teman-teman semuaa, kita balik lagi nih di materi blog, enjoy ya teman-temannn
A. Hubungan antara stress dengan stressor
Stres adalah kondisi fisik, emosional, kognitif ketika kita merasa cemas atau terancam terhadap sesuatu. Nah, pas kita stress kita bisa mengeluarkan reaksi fisik seperti menggigit kuku,mondar-mandir ataupun mules, pasti kalian pernah ngalamin itu kan?. Nah, stress ini pasti ada penyebabnya, penyebab stress ini disebut stressor. Stressor bisa berasal dari dalam diri kita maupun dari lingkungan kita. Stressor tuh ada dua jenis, yang pertama tuh stressor yang menyebabkan tekanan kepada kita sehingga kita merasa tidak nyaman, dan yang kedua adalah stressor yang menyebabkan eustress, dimana kita akan dituntuk untuk beradaptasi atau berubah. Kita tuh membutuhkan eustress ini untuk menjadi lebih baik lagi, pembahasan ini tuh udah pernah kita bahas di bab gairah, dimana kan kalau ada gairah kita akan termotivasi untuk menjadi lebih baik lagi.
B. Faktor fisiologis dari stress dan kesehatan
1., General Adaptation Syndrome
Nah GAS ini adalah bagaimana tubuh kita mengahsilkan mekanisme tubuh kita yang diaktifkan untuk merespon ancaman pada tubuh kita. Lalu GAS punya 3 urutan:
1. Alarm
Di fase ini, tubuh kita bakal breaksi terhadap stressor sehingga sistem saraf simpatik kita diaktifkan. Nah karena sistem saraf simpatik diaktifkan, maka kelenjar adrenal bakal ngeluarin hormone yang bisa aja bikin kita deg-deg an dan rasa kurang nyaman lainnya. Nah karena ada energi yang ga mengenakkan tadi kita bisa menghasilkan respon fisik seperti asam lambung naik, mual ataupun sakit kepala.
2. Perlawanan
Di tahap ini, tubuh kita melepaskan hormone yang membantu untuk melawan stress tadi.
3. Kelelahan
Nah pada tahap ini tuh fisik atau mental kita udah Lelah berjuang melawan stress dalam waktu yang lama, yang efeknya bisa bikin kita kelelahan, cemas, putus asa bahkan hingga depresi.
2. Sistem Kekebalan Tubuh terhadap Stres
Para peneliti menemukan bahwa stress memicu respon kekebalan tubuh, sama kayak infeksi yang memicu respon kekebalan tubuh. Nah kalau infeksi kan bakal ngaktifin reseptpr yang bakal bawa pesan ke otak kalau tubuh sedang sakit, nah kalau stress ini otak juga merespon sebagai sakit, tapi bedanya kalau infeksi awal mulanya itu dari aliran darah, kalau stress itu dari otak langsung. Hormon juga berpengaruh dalam membantu sistem kekebalan tubuh untuk melawan stress.Salah satu studi menemukan bahwa orang yang sedang stress lebih memungkinkan untuk terserang penyakit dibanding orang yang tidak stress. Hal ini tuh terjadi karena kalau kita stress berkepanjangan bakal bikin zat kimia yang berfungsi untuk merspon sakit iu jadi kurang efektif
3, Psikologi Kesehatan
Nah, semakin berkembangnya zaman kan jadi banyak ya orang-orang yang aware yaa, ntah terhadap lingkungannya, terhadap temannya, atau terhadap dirinya sendiri. Nah psikologi kesehatan ini tuh berfokus kepada aktivitas fisik kita, apa yang kita lakukan, hubungan dengan orang sekitar dan lainnya yang berdampak ke kesehatan kita sendiri. Psikolog kesehatan itu berusaha untuk memahami bagaimana perilaku atau kepribadian kita berpengaruh terhadap kemampuan kita untuk melawan penyakit atau malah jadi jatuh sakit.
4. Faktor Kognitif
Nah jadi disini tuh kita pake teorinya Lazarus yang mana dia mengembangkan pandangan kognitif tentang stress yang disebut teori kognitif-mediasi emosi yang artinya bagaimana kita berpikir dan menilai suatu stressor. Menurutnya, ada dua langkah bagaiman kita melihat dan menilai tingkat bahaya dari suatu stressor serta bagaiman cara bereaksi terhadap stressor tersebut.
a, Penilaian Primer
Disini kita bakal menilai dan memperkirakan tingkat keparah suatu stressor dan menyimpulkannya sebagai ancaman, tantangan, atau suatu kerugian. Kalau di tingkat ancaman, misal kita besok bakal ujian, tapi kita ga belajar karena mungkin materinya susah, sehingga kita menilai ujian itu sebagai suatu ancaman yang bisa bikin nilai kita jadi jelek. Nah kalau tantangan, misal kita tau besok bakal ada ujian maple yang susah, kita merasa tertantang untuk menjawab soal dengan baik dan benar hingga membuat kita belajar untuk mendapatkan nilai yang baik. Lalu kalau kerugian tuh kayak kita ngebayangin hal-hal yang negative, seperti gagal ujian yang bikin peningkatan reaksi stress di tubuh kita
b. Penilaian Sekunder
Disini tuh kita menilai tingkat keparah suatu stressor dari sumber daya yang kita miliki. Misal seminggu lagi kita bakal ujian, nah kita sedikit tenang karena kita punya sumber daya, yaitu misal kita paham materinya, punya banyak waktu buat belajar, atau kita punya guru private yang datang ke rumah kita.
5. Kepribadian
Disini tuh awalnya dokter Meyer Freidman dan Ray Rosenman menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Perilaku Tipe A dan Hati Anda” yang berisi tentang pengaruh kepribadian terhadap penyakit jantung. Nah disini ada Tipe A dan tipe b, dimana tipe a ini tuh dia pekerja keras, ambisius, ga suka buang-buang waktu dan gampang kesal. Tipe a ini tuh cenderung pengen ngerjain banyak tugas sekaligus agar bisa menyelesaikan tugas yang lainnya, mereka cenderung gabisa untuk bersantai-santai dan suka membawa pekerjaan saat liburan. Lalu tipe B ini adalah yang ga terlalu ambisius, santai dan ga gampang marah. Terus peneliti tuh melakukan kayak bertanya gitu ke tipe a dan tipe b, dimana tipe a itu lebih tinggi resiko terkena penyakit jantung dibanding tipe b. Terus ada tipe c, tipe c ini tuh orangnya sangat menyenangkan dan cinta damai, namun dia gabisa buat mengekspresikan emosinya, terutama emosi negative, sehingga dia cuman bisa pendem sendiri aja. Orang dengan tipe c ini sering merasa kesepian. Orang dengan tipe c memiliki tingkat resiko penyakit kanker lebih tinggi daripada dua tipe sebelumnya
Terus ada tipe yang berkepribadian Tangguh, dimana dia tuh memiliki rasa komitmen yang tinggi dan dia merasa dia punya kendali terhadap dirinya sendiri. Ketika mereka melihat masalah, mereka malah tertantang dan menganggap masalah itu harus bisa dihadapi.
Nah untuk mengecilkan peluang stress ini, teman-teman bisa menganggap peristiwa yang sedang dihadapi itu sebagai tantangan, bukan sebuah masalah.
Kesimpulannya gini deh, aku kasih contoh dari buku. Tipe a kalau dikasih sebuah jeruk, dia bakal marah dan ngelempar jeruk tersebut yang bikin dia kena serangan jantung ringan, nah kalau tipe b ini dia bakal bikin jus jeruk dari jeruk yang dilempar tadi, kalau tipe c, dia cuman bisa pendam amarahnya sendiri karena dilemparin jeruk tadi. Nah kalau tipe yang terakhir, dia bakal bikin jus jeruk dan mulai menjualnya agar dapat keuntungan dari bisnis jus jeruk tadi.
6. Stress dari Sosial
Nah, kan faktor stress tu kebanyakan dari hal-hal yang berurusan dengan orang lain ya, misal kita bisa aj mengalami stress di jalan karena jalannya macet atau lampu merahnya lama banget. Terus juga banyak masyarakat yang mengalami stress karena factor kemiskinan, kurangnya uang untuk mencukupi kebutuhan. Terus nih yang paling banyak adalah stress pekerjaan, seperti lembur dari atasan lah yang bikin kita stress mikirin pekerjaan yang belum selesai tapi malah dikasih tugas lagi yang bikin kita lembur. Nah stress ini yang bisa bikin kita kelelahan yang berujung sakit, burnout atau yang lainnya.
C. Proses Coping terhadap Stres
Strategi koping tuh adalah tindakan dimana kita berusaha untuk mengurangi atau mentoleransi efek dari stressor. Nah ada 2 caranya:
1. Pengelolaan stress yang berfokus pada masalah
Init uh dengan cara menghilangkan atau kalau mengubah penyebab stress. Misal kita stress karena ga paham apa yang dosen sampein, nah cara mengurangi stressnya kita bisa minta tolong ke temen kita yang paham buat jelasin materi yang kita ga paham tadi
2. Pengelolaan stress yang berfokus pada emosi
Ini aku kasih contoh ya, misal temen-temen lagi stress karena tugas kuliah, nah temen-temen butuh tempat cerita buat bikin hati kita lega, terus temen-temen cerita deh ke orang terdekat teman-teman biar sedikit tenang.
Referensi Jurnal:
Ciccarelli SK, White J.N. Psychology. 5th ed. London: Pearson Education;
2017. P. 462
Komentar
Posting Komentar